G aksi solidaritas ridwan salamun

G ikut demo lagi. terhitung, sudah dua kali G ikut aksi “ramai-ramai” di jalan. yah, ini hanya serangkaian perjalanan G mengarungi dunia yang mukin akan lebih dahsyat di masanya….

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G aksi solidaritas ridwan salamun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

petikan berita aksi G yang dimuat di harian seputar indonesia edisi, jumat, 11 maret 2011.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBUNUHAN WARTAWAN SUN TV

Vonis Bebas 3 Terdakwa Dikecam

MAKASSAR – Vonis bebas tiga terdakwa kasus pembunuhan kontributor SUN TV Ridwan Salamun oleh Pengadilan Negeri (PN) Tual, Maluku menuai kecaman.

Di Makassar, puluhan jurnalis dan organisasi pers menggelar aksi solidaritas di flyover, Jalan Urip Sumoharjo, sekitar pukul 11.00 Wita, kemarin.

Menurut koordinator aksi, Haris Suhud, dalam beberapa kasus pembungkaman pers di Indonesia, penyelesaian hukumnya tidak menguntungkan wartawan. Padahal, kata dia, dalam Undang-undang Pers jelas diatur perlindungan jurnalis.

“Kami ini hanya abdi publik yang juga butuh perlindungan,” kata jurnalis SUN TV ini dalam orasinya.

Sekadar diketahui, tiga terdakwa masing-masing Ibrahim Raharusun, Hasan Tamnge, dan Sahar Renuat. Sebelum divonis bebas oleh majelis hakim, Rabu (9/3), ketiga terdakwa awalnya dituntut hanya 8 bulan penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Kasus pembunuhan itu berawal saat Ridwan meliput bentrokan antarwarga di Kompleks Banda Eli dan Dusun Mangun Desa Fiditan, Tual, Maluku, 21 Agustus tahun lalu. Ridwan ditemukan di lokasi kejadian dalam kondisi kritis dengan luka bacokan dan hantaman benda tumpul.

Dalam aksinya, para wartawan membawa spanduk berisi pernyataan sikap bernada kecaman dan meminta Komisi Yudisial (KY) memeriksa Majelis Hakim PN Tual yang menyidangkan kasus pembunuhan Ridwan.

Tampak hadir dalam aksi, Kepala Biro SUN TV Makassar Sultan Makkawaru, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Makassar Ana Rusli, Ketua Pewarta Foto Indonesia Abbas Sandji, Koordinator Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi Upi Asmaradhana, dan Wakil Kepala Redaksi SINDO Sulsel AI Pasinringi.

Menurut Ana, putusan pengadilan dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Jimmy Wally tidak berprespektif keadilan. Ridwan menjadi contoh buruknya sistem hukum di negeri ini.

“Sebab Ridwan jelas dibunuh, semua fakta mengarah ke tiga pelaku. Lalu apa alasan hakim memvonis bebas,” kata Ana Rusli.

Kecaman senada dengan memertanyakan putusan PN Tual tersebut juga dilontarkan Upi. Dalam orasinya dia menyatakan mosi tidak percaya terhadap PN Tual dan mendesak KY memeriksa majelis hakim.

Selain vonis bebas, beberapa keganjilan dalam proses hukum kematian Ridwan, seperti pasal KUHP yang dipakai untuk menjerat tiga tersangka. Oleh polisi dijerat dengan Pasal 338 tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun.

Namun, dalam dakwaan dan tuntutan JPU Jafet Ohello berubah menjadi Pasal 170 KUHP dengan maksimal penjara 12 tahun dan minimal 5 tahun, itu pun tuntutan JPU hanya 8 bulan penjara.

Aksi damai yang berlangsung sekitar satu jam tersebut mendapat pengawalan pihak kepolisian dan tidak menghambat arus kendaraan karena mengambil areal di jalur yang tidak terpakai di bawah jembatan layang pertama di Makassar tersebut.(syamsu rizal/ai pasinringi)

 

 


Tinggalkan komentar