G pulang ke rumah dengan kegembiraan membuncah. dua bingkisan berbungkus kertas kado diperlihatkannya. satu berisi buku tulis, satunya lagi berisi tempat pinsil.
“G jadi siswa favorit. ini hadiahnya,” kata G seraya memperlihatkan buku tulis yang masih tersusun rapi dalam bungkus plastik kemasan.
pastinya saya heran, kok siswa favorit. bukannya rangking? ternyata, di sekolah tk melati tidak ada predikat rangking yang diberikan kepada siswa saat acara penamatan sekolah. yang ada hanya siwa favorit.
yah, hari itu, G baru pulang mengikuti acara perpisahan sekolahnya di tk melati, kabupaten gowa. acara perpisahan dilaksanakan di gowa discovery park (gdc), benteng somba opu.
maaf G, karena ayah tidak bisa menemanimu saat bertamasya di acara perpisahan karena ayah harus bekerja. tapi alhamdulillah, bunda ada bersama G.
rasa penasaran tentunya masih jadi tanda tanya besar, apa dasar penilaian siswa favorit. apakah ada pemilihan? kalau ada, siapa yang pilih dan apa parameternya? rangking, tentunya familiar bagi kita semua mengenai tolok ukurnya karena berdasarkan nilai yang tertera dalam buku rapor. jika nilainya paling tinggi di antara semua siswa, tentu dia yang dapat predikat rangking 1. begitu seterunya.
predikat favorit biasanya melibatkan orang banyak untuk menentukan pilihan. penjelasan bunda dari keterangan guru-guru G saat perpisahan, yang memilih adalah para guru. dari musyawarah para guru, disepakati empat orang siswa yang dapat predikat siswa favorit, termasuk G. tentunya penilaian sangat subjektif, berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan para guru.
berdasarkan cerita bunda, dari penjelasan guru G, siswa yang dapat predikat favorit karena dinilai baik dalam berperilaku. supel bergaul dengn teman dan guru, tidak suka ribut pun berkelahi dengan teman, berperilaku sopan. bukan kepintaran dalam kelas yang menjadi penilaian utama. karena dalam penilaian saya, G biasa-biaa saja dalam mengikuti pelajaran. dibandingkan ayah waktu sekolah, G memang lebih cepat pintar membaca karena tk sudah bisa membaca. kalau ayah dulu, masuk sd baru bisa membaca.
sesuai standar siswa tk. sudah bisa menghafal beberapa doa-doa pendek, bisa membaca, menghitung, dan lain-lain. biasa-biasa saja. apalagi soal disiplin, wah G banyak bolos dan terlambat. karena rumah jauh dar sekolah dan banya meliburkan diri kalau pulang ke bone… hehehe.
sebagai orang tua, pastinya bangga dengan prestasi siswa favorit dengan dasar penilaian itu. tentunya G bisa menyerap pelajaran etika dan moral yang diajarkan gurunya dan kami di rumah.
menurut saya, apa yang dicapai G jauh lebih hebat dibandingkan dengan rangking yang biasa disematkan kepada siswa pintar. moral dan etika lebih penting. semoga G tetap memepertahankan apa yang sudah dicapai dan tetap menjadi “favorit” dimanapun dia berada. selamat atas hadiah buku tulisnya.
juara lomba makan kerupuk
hadiah tempat pensil didapat dari mana? ternyata G mendapat prestasi sama seperti ayahnya… hehehehe. juara lomba makan kerupuk.
Sekadar informasi saja, tahun 2006, saat masih di tribun batam, ayah juga juara 1 lomba makan kerupuk. Saya bocorkan rahasia bagaimana caranya agar bisa juara makan kerupuk. mau dong juara…
ada teknik dan trik khususnya. dengan permainan gigi dan bibir. begini caranya. kerupuk biasanya diikat dengan seutas tali dengan penggantung yang juga biasanya dari tali. bahan tali sengaja dipilih karena membuat peserta akan semakin repot menangkap kerupuk dengan mulutnya. kerupuk mudah bergoyang. panitia pun kadang jahil dengan menggoyang-goyangkan tali sehingga peserta semakin kesulitan menangkap kerupuk deengan mulut apalagi memakannya.
tapi itu bukan masalah, jika kita menjalankan strategi, tips, dan trik saya. Caranya bagaimana? “sergap” kerupuk dan langsung digigit. jangan dilepas. bibir depan menjepit kepuruk, sementara gigi bagian dalam mengunyah. sehingga, kerupuk tidak pernah lepas dari mulut atau terus diemut. meski ada angin dan panitia menggoyang kerupuk, pertahankan agar tidak lepas. air ludah dalam mulut, akan membuat kerupuk semakin lengket dan lembut, sehingga memudahkan untuk dikunyak dan dipertahankan posisinya dalam mulut.
trik inilah yang saya pelajari dan mengantarkan saya menjadi juara 1 lomba makan kerupuk dalam rangka perayaan 17 agustus serta ulang tahun tribun batam…. heheheheh.
anda bisa mencoba trik ini.
tapi, saya tidak tau bagaimana trik yang dilakukan G memenangkan lomba. memang, kalau soal makan, G paling jago. kuat makan… hehehehe. itulah salah satu alasan sehingga guru dan lawan tandingnya pun ikhlas dikalahkan oleh G. wong memang badannya besar dan kuat makan…heheheh. tapi sejujurnya, saya belum pernah menceritakan strategi dan trik saya kepada G. atau mungkin juara makan kerupuk sudah genetik atau keturunan kali yah…hehehe.
selamat G. kamu lebih hebat dari ayah karena ayah mencapai prestasi sebagai juara lomba makan kerupuk pada usia hampir 30 tahun, sementara G pada usia 6 tahun. hebat. semoga, G tetap menjadi “pattiro palallo”.