Halo….Halo…Halo

Ngoceh di Telepon

KEBIASAAN menelpon G semakin menjadi. Dia tidak akan membiarhan HP menganggur. Kalau liat HP langsung diambil ”Halo…halo…halo…,” ujar G. Seolah ngobrol, dia terus mengoceh tidak jelas. Tetapi, jika dibandingkan sekarang, saat saya menulis cerita ini, Senin (28/7/2008), gaya menelpon G jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Waktu G pertama meniru gaya menelpon, tiga kali HP saya harus masuk tukang servis sampai Bunda komentar kalau biaya servisnya sudah lebih mahal dari harga HP saya. Awalnya, G masih suka membanting-banting HP atau langsung membuangnya jika bosan. Itulah yang menjadi penyebab HP rusak.

Sekarang sudah jauh lebih baik. G seolah sudah bisa mengajak lawan bicaranya yang ada diseberang telepon berkomunikasi aktif. Meski hanya ocehan saja yang terdengar. Paling jelas ucapannya hanya ”Halo”.

Pemahaman G mengenai sudah cukup lumayan dibandingkan beberapa bulan lalu. Dulu, kita tidak bisa menerima telepon kalau G ada karena dia pasti merebutnya. Sekarang dia sduah mengerti. Bahkan, jika dia memegang telepon, sebelum menelpon, dia berlaku seperti menindis tuts angka-angka. Setelah lampu menyala, barulah HP ditempelkan di telinganya dan ”Halo”.

Siapa yang paling was-was kalau G memainkan HP? Jawabannya adalah Bunda. Saya sebenarnya tidak terlalu masalah, kan HP saya sudah hancur-hancuran.

Ayo G, coba HP bunda yang dimainkan….”Halo…halo…halo.”

~ oleh Andi Galang Arzachel Pasinringi Pasinringi pada September 8, 2008.

Tinggalkan komentar